Ceritarohani kristen mengharukan ini menjelaskan bahwa perkataan kita yang baik bisa saja menjadi berkat bagi orang lain.--> yang lahir dari hati yang pahit, tak ayal membangkitkan kemarahan, kegeraman, fitnah, dan pertengkaran (Efesus 4:31). Cerita Inspiratif Kristen Renungan & Refleksi

Dalam 1 Tesalonika 41 ditegaskan, bahwa di akhir zaman ini kita harus hidup berkenan kepada Allah. Kita akan melihat dari kehidupan Henokh yang adalah gambaran dari orang percaya di akhir zaman ini. Henokh artinya kehidupan yang di dedikasikan kepada Tuhan. Pengangkatan seperti yang dialami oleh Henokh bukanlah fantasi, tetapi tidak untuk semua orang. Yang terjadi dengan Henokh apabila disimpulkan adalah WWW, yaitu Walk with God Berjalan bersama TuhanWell pleasing Unto God berkenan di hadapan TuhanWooosshh Taken up Diangkat. Dalam Ibrani 115 diterangkan, bahwa henokh mengalami pengalaman diubahkan dalam sekejap, dari tubuh yang fana diubahkan menjadi tubuh kemuliaan. Dalam menjalani hari-hari hidup ini, mari kokohkan perjanjianmu dengan Tuhan, yaitu dengan cara 1. Walk in Humilitu Hidup dalam Kerendahan Hati – Mikha 68. Tuhan membenci kesombongan, apabila kita ingin hidup berkenan di hadapan Tuhan, maka harus hidup dalam kerendahan hati. 2. Walk ini Holiness Hidup dalam Kekudusan – Timotius 43-4; II Petrus 311. Berjaga-jagalah dengan penuh kewaspadaan agar kita tidak dilanda tsunami kenajisan, tetapi biarkan diri kita untuk dilanda tsunami kekudusan Kerajaan Allah. Ajar anak-anak dan keluarga kita untuk hidup kudus. Hidup kudus berarti berjalan bersama Tuhan setiap saat. Perhatikan dengan siapa kita bergaul, karena kehendak Tuhan adalah pengudusan diri kita. 3. Walk in Harmony Hidup dalam Harmoni – I Tesalonika 49-10. Sekarang ini banyak orang garang, mudah tersinggung, tidak mau mengampuni. Yang menjadi tujuan hidup kita adalah tujuan Ilahi, yaitu hubungan yang lebih intim dengan Tuhan dan sesama. Harmoni tidak perlu sama, sudut pandang mungkin berbeda, tetapi saling mengasihi. Kiranya Mazmur 133 terjadi atas kita semua. 4. Walk in Honesty Hidup Dalam Kejujuran – I Tesalonika 411. Salah satu ciri kita sebagai putra-putri Kerajaan Allah adalah hidup dalam kejujuran. Ingat harta hasil rampasan tidak boleh masuk ke dalam rumah Tuhan! Bagi Tuhan penting sekali cara kita mendapatkan hasil dalam hidup kita. 5. Walk in Hope Hidup Dalam Pengharapan – I Tesalonika 413-18. Ingat, bukannya orang yang berseru “Tuhan-Tuhan yang akan masuk ke dalam Kerajaan Allah, tetapi mereka yang melakukan kehendak Tuhan!” Tetap lakukan kehendak Tuhan, karena pengharapan kita pada-Nya pasti. Bagaimana agar hidup kita menyenangkan hati Tuhan? a. Menurut segala perintah-Nya 1 Yoh. 322; Yes. 4818. Miliki hati yang taat dan turut dengan apapun yang Tuhan katakana. b. Sabar menderita karena Tuhan 1 Pet. 219-21. Banyak orang yang kalah dalam “Battle of Silence” Perang Diam dan membalas fitnah, amarah dan lainnya. Biarkan Tuhan yang membalas. c. Menghormati orang tua Yang sedang berkerja di dunia adalah roh kedurhakaan. Hormati orang tua rohani dan jasmani. Jangan mencari kesalahan kecil dari pemimpin, itu sama dengan pemberontakan. d. Memberi korban ucapan syukur dan menolong orang lain Ibr. 1315-16. e. Memberi untuk kepentingan Kerajaan Allah Filp. 416-19. Ini waktunya untuk memberkati hamba-hamba Tuhan dan Tuhan yang memberkati anda. Mari dalam menjalani hari-hari ini, pastikan hidup kita dengan tujuan Ilahi, hidup menyenangkan Tuhan, maka kita akan melihat hidup kita masuk dari kemenangan kepada kemenangan, kemuliaan kepada kemuliaan!
Yess! Inilah yang harus kita mengerti dan terus sadari, bahwa hidup ini bukan (sekedar) tentang diri kita.. Kita hanya bagian kecil seluruh kebesaran sejarah TUHAN. Karena itu; tetaplah tangguh dan setia dalam menjalani pesan dan peran Tuhan.. Sadari alur besar God's story and God's history in your life. Amin.. terpujilah TUHAN. Pertanyaan Sebuah kisah kuno dari Eropa Timur menceritakan tentang seseorang yang mengumbar kabar burung mengenai rabi dikampungnya, kepada siapapun dia bertemu. Pada suatu kali timbul penyesalan yang dalam, lalu diapun pergi memohon pengampunan. Rabi menyuruh dia mengambil sebuah bantal dari bulu angsa, merobek sarungnya lalu menebarkan bulu-bulu itu yang kemudian tertiup angin. Pekerjaan ini dilakukannya dengan mudah. Selanjutnya setelah selesai, dengan penuh pengharapan dia bertanya “Apakah sekarang saya sudah diampuni ? “Hampir,” jawab rabi, “hanya satu hal lagi yang perlu kau lakukan, pergi dan kumpulkan kembali bulu-bulu itu.” “Tidak mungkin.” jawabnya. Tepat,” rabi menyahut, “Sekalipun kau ingin memperbaiki kata-kata yang telah kau sebarkan, tetapi tidak mungkin untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi.” Joseph Telushkin, didalam ceramahnya sering berkata; “Kalau saya minta anda untuk tidak minum alkohol dalam waktu 24 jam, dan anda menjawab tidak bisa’, maka anda harus tahu bahwa anda kecanduan . Dan jika saya minta anda untuk tidak merokok seharian, lalu anda berkata tidak mungkin’, ini berarti anda sedang tergantung kepada nikotin. Hal yang sama juga kalau anda tidak sanggup menahan diri untuk tidak berbicara jelek tentang orang lain dalam sehari, maka anda telah kehilangan kontrol terhadap lidah anda. Seorang pengarang tak dikenal dalam buku kuno Orhot Tzaddikim’ The ways of the righteous’ mengatakan bahwa gosip selalu mencari kesalahan, seperti lalat yang mencari tempat jorok. Kalau seseorang ada boroknya, maka lalat akan melupakan seluruh bagian tubuh lain yang sehat, karena punya target langsung mendarat diatas borok. Demikian juga dengan gosip yang berbicara hanya berkisar pada kejelekan orang lain. Kebiasaan untuk berbicara jelek tentang orang lain sering membudaya, kadang-kadang dilingkungan gereja, padahal kemelut ini ada kalanya bisa menjadi penghalang bagi seseorang untuk datang dalam persekutuan. Sebaiknya berbicara kesalahan orang lain hanya untuk menolong melakukan perbaikan, mendoakan atau mencari jalan keluarnya. Dr. Antonio Wood pskiater mengamati bahwa kalau seseorang berbicara jelek mengenai orang lain, maka dia telah menciptakan jarak terhadap orang itu. Semakin negatif kita berbicara, semakin jauhlah kita dari obyek tersebut. Jadi dengan berbicara kejelekan banyak orang, kita akan mengasingkan diri dari banyak teman, dan Dr Wood melihat bahwa pengasingan diri merupakan sebab utama dari depresi yang adalah merupakan salah satu dari kelainan yang sedang berkembang di Amerika. Berbicara dimana saja, disekolah, persekutuan doa, diperkerjaan, atau ditempat lain, dapat memberikan impak, negatif atau positif, membangun atau merusak, sebab itu jauh-jauh hari Alkitab telah berpesan dan mengatur sikap kita dalam berbicara. Matius 1237 menyatakan bahwa menurut ucapan kita dibenarkan dan menurut ucapan pula kita akan dihukum. Pengkhotbah 51-2, mengingatkan agar kita tidak terburu-buru dalam berbicara, sebab Amsal 1727 orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, dan orang yang berpengertian berkepala dingin. Kesadaran ini sering datangnya terlambat, saya sering gagal. Lidah bisa mengutuk atau memuji Aristotle, seorang filsuf mengatakan bahwa kita tidak cukup untuk sekedar tahu apa yang harus dikatakan, tetapi kita harus juga mengerti bagaimana mengutarakannya. Kemudian Tuhan Yesus dalam pesannya kepada murid-murid menjelang perjalanan pengabaran Injil, mengatakan “…janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, …karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu, Dia yang berkata-kata didalam kamu Matius 1019-20. Tentunya kita mengerti bahwa hal ini terjadi karena murid-murid membiarkan kauasa Allah bekerja didalam dirinya. Efesus 429-32 “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun dimana perlu, supaya mereka yang mendengarkannya beroleh kasih karunia. Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah, hendaklah dibuang dari antara kamu, demikan pula dengan segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah didalam Kristus telah mengampuni kamu.” Baca juga 2 Timotius 214-17. Berbicara dengan baik ternyata tidaklah mudah, perkataan perlu dipikirkan sebelum diucapkan, batasan-batasan lain di dalam Alkitab menunjuk kekurangan-kekurangan kita, menyatakan betapa tidak layaknya kita dihadapan Tuhan dan manusia lain, tetapi kita tidak perlu berputus asa, sebab pertolongan Tuhan dan kemauan kita dengan sungguh-sungguh untuk dekat kepadaNya, akan membawa perubahan, menggugurkan pepatah lama yang mengatakan bahwa watak tidak ada obatnya. Kata-kata yang membangun bisa menjadi titik tolak dari kehidupan seseorang, dipakai Tuhan sebagai alat untuk membawa perubahan. Salah seorang pendeta, penulis dari banyak buku, seorang profesor, Sproul, mendapatkan dorongan melalui kata-kata dari gurunya; “ don’t let anyone ever tell you that you can’t write.” Berikut ini adalah kutipan dari Keeping Your Family Together When the World is Falling Apart’ tulisan dari Dr Kevin Leman, penulis dari buku-buku yang membahas masalah keluarga, ini adalah bagian dari kesaksian kehidupannya, yang mengalami titik tolak perubahan melalui kata-kata dari gurunya. Dari seorang bodoh’, akhirnya Kevin menjadi seorang yang sukses dan membantu banyak orang. Lastborn children are special challenge, particularly when it comes to Reality Discipline. The problem is, they are ussually little charmers, so cute that it’s often tempting to let them get away with things their older brothers and sisters could never get away have alot of experience with lastborn children because I am one. I’ve told in others books how I came in third behind a big sister who was an A-plus student and big brother who was B-plus student and big athletic hero as well. I’ll show them! I said to myself, and I proceed to carve my own niche in life by pulling D’s and F’s and being a family clowned my way up all the way to high school, where I finally ran into a no-nonsense math teacher who understood how to handle the lastborn who is trying to get attention in negative ways. Miss Wilson pulled me aside one day during my last semester in high schooll. Looking me squarely in the eye, she asked, “Kevin, when are you going to stop playing your game ?”“What game is that, Teach’ ?” I asked. Believe it or not, I actulally did refer to her as Teach’. It was 1961, and I was trying to be cool’.“The game you play the best.” the math teacher said with a smile. “Being the worst.”I laughed it off, but what she said that day turned me in another direction. She had seen through my facade and knew I was playing self-destructive, attention-getting game.” halaman 211. Disekitar kita banyak teman-teman yang seperti kita, dimana pada suatu kali mungkin mengalami kepahitan, disinilah kita bisa saling membantu, baik melalui kata-kata yang disampaikan secara lisan, maupun kata-kata dalam tulisan lewat surat. Membuat surat memberi peluang kepada kita untuk mempersiapkan apa yang akan dikatakan, dan punya waktu untuk berdoa memohon pertolongan Tuhan. Sebuah surat yang dikirim dari seorang sahabat berbunyi ” ….. suratmu datang pada saat saya berada dalam keadaan bimbang, …. mengalami stres yang berkepanjangan, …..lama saya membalasnya, bukan karena saya lupa, … karena ada sesuatu yang menarik untuk disimak didalam suratmu itu. Sebab setiap kali saya membacanya, maka setiap kali pula saya dikuatkan.” Surat ini bisa menjadi pengingat, agar didalam surat atau berbicara bisa saling menguatkan, sebab terlalu sering kita berbicara tanpa arti, bahkan tanpa sadar bisa merusak. Saya teringat kepada seorang nenek yang berumur lebih dari 80 tahun, kami berjumpa sekitar 3 tahun yang lalu, nenek ini tidak mengecap pendidikan tinggi, bukan seorang filsuf , hidup dalam keserhanaan, tetapi wajahnya bercahaya, tidak menunjukkan kerut-kerut penderitaan dalam kekurangannya’ penuh senyum dan kata-katanya kuat. Dengan bodoh saya bertanya “Bagaimana bisa begitu ? Makan obat apa ?” Tetap tersenyum nenek menjawab “Makan nasi, … hati bersih, … bicara yang baik, … jangan benci orang.” Kata-kata ini bagaikan siraman air sejuk pada musim panas. Pengajarannya sangat sederhana, mudah dimengerti, tetapi agak sulit dipraktekkan. Sayang perjumpaan kami hanya pendek, kalau tidak, tentu saya bisa belajar lebih banyak lagi dari beliau, mendengarkan kata-kata bijak dari orang yang mengalaminya. Kalau teringat nenek, nasi putih tanpa laukpun akan terasa gurih. Sepuluh tahun yang lalu ketika saya mempertanyakan keberadaan Tuhan dalam kehidupan nyata ditengah kekecewaan, ketika saya mempertimbangkan untuk meninggalkan seluruh bentuk pelayanan, Pendeta mengatakan “Just hang on, everything will be alright, God is greater than your problem.” Beberapa tahun yang lalu pendeta lain berkata dalam kaitan dengan sebuah pembicaraan, mengatakan “You tidak fair terhadap keluarga.” Klick’ kata-kata ini memutar switch’ yang paling dalam, membawa kepada pergumulan bersama Tuhan, dan akhirnya walaupun ijin tinggal tetap dinegeri lain sudah kami peroleh, toh tidak dipakai, tetapi Tuhan memberikan jalan lain. Dari orang yang sama, kita, anda, saya, siapa saja, bisa keluar kata-kata pendorong, pembangun, tetapi bisa juga keluar kata-kata yang merusak, menghancurkan, bahkan mematikan. Dengan lidah kita bisa mengutuk manusia, …tetapi dengan lidah yang sama kita bisa memuji 31-12
DidalamSurga Kristen Ada Naganya ? Perang ? Surga itu adalah tempat kita menikmati apa yg telah kita buat di dunia, tapi apa jadinya bila di surga terjadi perang, kita berharap surga adalah tempat yg indah, damai dan menyenangkan, tapi bagaimana bila di surga terjadi perang. di dunia perang di surga pun perang. ketahuan banget agama penjajah
Renungan Harian Remaja Yakobus 411-12 Fitnah=Hancur Renungan Harian Remaja Yakobus 411-12. Ada tiga ekor sapi jantan yang biasa merumput bersama. Tampaklah seekor singa yang ingin menyerang mereka, tapi singa menyadari bahwa ia nggak akan berhasil mengalahkan sapi-sapi itu selama mereka tetap bersama-sama. Karena itu, singa berusaha membuat permusuhan di antara mereka dengan menyebarkan fitnah. Setelah terpecah-pecah, akhirnya masing-masing sapi menjadi sasaran empuk singa. Yup! Di mana ada fitnah, pasti ada perpecahan, permusuhan dan kekacauan. Makanya, Iblis suka banget menebarkan virus fitnah ini ke dalam hati manusia. Begitu dia bisa menghasut manusia untuk melakukan fitnah terhadap orang lain, maka akan dengan mudah Iblis melakukan hal lainnya. Lewat fitnah, hubungan persaudaraan yang mesra bisa hancur, kepercayaan bisa rusak atau persekutuan yang indah antar saudara seiman bisa buyar. Karena fitnah, orang bisa saling membenci, mendendam bahkan membunuh. Karena fitnah, orang tidak lagi memiliki kasih dan menanggalkan kasih dari kehidupannya. Sementara yang paling merasa diuntungkan dari keadaan ini adalah Iblis. Karena Iblis bisa melakukan apa saja ketika kasih nggak lagi menjadi bagian dari kehidupan manusia. Karena itu, melalui ilustrasi di atas, kita kembali diingatkan untuk menjaga kehidupan kita dari perbuatan yang bernama fitnah. Itu sebabnya, penting sekali bagi kita untuk tidak sekali-kali menyebarkan kebohongan ataupun menjelek-jelekkan orang lain, jangan menghasut, bahkan jangan pula mempergunakan mulut kita untuk melakukan kejahatan. Firman Tuhan dengan tegas mengatakan bahwa Allah menciptakan mulut kita supaya kita bisa memuliakan dan memuji Dia. Lewat mulut ini kita memberkati hidup orang lain. Sobat muda, sekadar mengingatkan, adakah hari-hari ini kita pernah memfitnah teman, saudara, atau orang lain? Bertobatlah dan minta ampun pada Allah. Setialah pada pertobatan kita dengan nggak mengulanginya kembali dengan senantiasa mengandalkan Roh Kudus. Mulai hari ini, mari kita menjadi anak-anak muda pembawa damai! RJW – Renungan Harian Remaja Yakobus 411-12 Baca juga Khotbah Kristen Menjadi teladan dalam perkataan
KetuaPusat Pembinaan Agama UB. Ketua PWM JATIM. Mulutmu harimaumu, begitulah ungkapannya. Ungkapan ini hampir semakan dengan kata pepatah Arab " Salamat Al Insan hifz al lisani " Selamatnya manusia tergantung menjaga lisannya. Artinya berkata yang baik dan terukur tidak mengandung fitnah, itu merupakan jaminan terhadap keselamatan
Ayat Bacaan Yakobus 411-12 Kerangka Khotbah Dengan berbagai sebab, kita cenderung memfitnah seseorang. Sesungguhnya kita lupa bahwa lidah yang kita miliki ini dapat memberi nasehat menguatkan, tetapi juga dapat membunuh dan mencelakakan seseorang. Amsal 1218 berkata “Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan”. Lebih lanjut Alkitab berkata” Hidup dan mati dikuasai lidah.” Amsal 1821. Marilah kita melihat penyalahgunaan fungsi lidah tersebut 1. Fitnah menyerang manusia ayat 11 – Karena fitnah merendahkan sesama Matius 2239 – Karena fitnah sama dengan menyerang dari belakang Lukas 173; 2 Tesalonika 315; Titus 113 – Karena fitnah adalah tindakan tidak berdasarkan kasih Amsal 154; Yakobus 38-10 2. Fitnah menyerang firman Allah ayat 11 – Fitnah menyerang firman Allah karena firman Allah menganjurkan mengasihi Yakobus 28 – Fitnah menghakimi Firman Allah Yakobus 411 3. Fitnah menyerang Allah ayat 12 – Fitnah sama dengan menghakimi, dan menghakimi adalah hak Allah Yakobus 412 – Standar penghakiman bagi kita ditakar berdasarkan sikap penghakiman kita terhadap sesama matius 71-5 – Penghakiman kita terhadap sesama belum tentu benar 1 Korintus 4-5
\n \n \n\nrenungan kristen tentang fitnah

RefleksiHarian Katolik 29 Juni 2022. Pertama, Yesus sendiri dalam Injil hari ini berkata kepada Petrus, "Maka Aku berkata kepadamu, kamu adalah Petrus, dan di atas Batu Karang ini Aku akan membangun Gereja-Ku, dan gerbang dunia bawah tidak akan menguasainya. Aku akan memberimu kunci Kerajaan Surga. Apa pun yang Anda ikat di bumi akan terikat

Pertanyaan Jawaban Fitnah adalah membuat pernyataan yang palsu yang merusak reputasi seseorang. Alkitab banyak mengajar tentang fitnah, baik di dalam Perjanjian Lama maupun Baru Amsal 1018; 1 Petrus 21. Fitnah menduduki peringkat dosa yang tinggi menurut Allah sehingga Ia melarangnya di dalam Sepuluh Perintah Allah. Perintah ke-sembilan berbunyi, "Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu" Keluaran 2016. Bersaksi dusta juga mencakup fitnah karena ketidakbenaran sedang disebarluaskan. Fitnah adalah berdusta tentang seseorang sehingga orang itu dipandang rendah oleh orang lain. Fitnah adalah dusta yang berniat jahat, dan Allah membenci dusta Amsal 616-19; 1222. Oleh karena Allah adalah pengarang kebenaran Yohanes 146; 1 Yohanes 56, maka apapun yang tidak benar berlawanan dengan sifat-Nya dan otomatis menjijikkan bagi-Nya. Baik gosip maupun fitnah adalah tindakan yang salah, dan Alkitab mengecam kedua-duanya Imamat 1916; Amsal 1627; 2 Korintus 1220. Orang yang menggosip mengumpulkan rahasia seseorang dan menyebarluaskannya; fitnah mengarang rahasia sendiri dan menyebarluaskannya dimana paling berpotensi merugikan. Perjanjian Baru membahas fitnah sebagai bagian dari kodrat berdosa kita yang lama. Fitnah tidak lagi ada tempatnya dalam kehidupan kita ketika kita menjadi ciptaan baru dalam Kristus 2 Korintus 517. Kolose 37-8 mengajar, "Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Ucapan kita harus berdedikasi pada kemuliaan Allah, sama halnya dengan tubuh kita Roma 121-2; Efesus 429. Mereka yang mengenal Allah bertanggung-jawab tidak berucap fitnah "Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi" Yakobus 39-10. Fitnah adalah satu kebiasaan yang harus kita hentikan jika kita hendak mengikut Yesus baca Roma 611-14. Di dalam Roma 128-32, Paulus mendaftar berbagai ciri-ciri akal yang bejat, dan fitnah ada di dalam daftar ini ayat 30. Ketika kita memfitnah orang lain, kita sedang memilih untuk keluar dari jalur yang telah disediakan Allah bagi kita. Ia tidak turut mendampingi kita jika kita berupaya membinasakan orang lain melalui kata-kata. Fitnah berasal dari hati, dan ketika kita tergoda untuk berucap yang tidak benar tentang orang lain, kita harus berintrospeksi mengapa kita terdorong untuk bertindak demikian. Yesus mengajar, "Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat" Matius 1518-19. Allah ingin supaya kita memahami bahwa pemfitnah memiliki hati yang sudah menyimpang daripada-Nya. Keinginan memfitnah dapat timbul dari kepahitan Ibrani 1215, dari pengalaman tersakiti yang lukanya belum sembuh 1 Petrus 314-16, dari ketidakinginan mengampuni 2 Korintus 210-11; Efesus 432, dari iri hati Galatia 520; 2 Korintus 1220, atau dosa-dosa lainnya. Solusi Allah untuk mengatasi fitnah adalah saling mengasihi Yohanes 1334. Kita tidak memfitnah orang yang kita kasihi 1 Korintus 134-7. Kasih menginginkan yang terbaik bagi orang lain, dan memelihara reputasi orang lain seperti kita mempertahankan reputasi kita sendiri termasuk di dalamnya Matius 712. "Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat" Roma 1310. Ketika kita berfokus menaati Tuhan dengan mengasihi orang lain sama seperti Ia mengasihi kita, kita tidak akan tergoda untuk memfitnah. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah yang diajarkan Alkitab tentang fitnah?

Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan." Efesus 4: 31 Rasa pahit adalah rasa yang tidak disukai manusia. Dari saat dilahirkan, manusia sudah bisa membedakan rasa manis yang dianggap enak, dari rasa pahit yang tidak enak.

Bahan Bacaan Renungan Harian Kristen hari ini Yakobus 411-12 “Fitnah”…! “Fitnah lebih kejam dari pembunuhan.” Itu adalah suatu istilah yang hampir diketahui semua orang, baik tua atau muda, bahkan siapa saja. Oh, ya? Sampai sekejam itu? Persisnya, ya! Alasannya? Bayangkan saja bila Anda sendiri difitnah orang. Padahal Anda tidak melakukan seperti apa yang difitnahkan. Bukankah itu mematikan karakter namanya? Bukan cuma itu. Karena dampak yang ditimbulkannya dalam kehidupan selalu negatif, tidak pernah ada yang positif. Fitnah tidak hanya sekedar menyebarkan berita buruk, tetapi juga bisa mengadu domba dan memutar balikkan fakta. Karena itulah fitnah memang sangat memang lebih tajam dari sebilah pedang! Luka yang ditimbulkan oleh tajamnya pedang mungkin masih bisa diobati, tetapi luka yang ditimbulkan oleh tajamnya kata-kata fitnah susah sekali dicari penawarnya. Itulah mengapa orang sering mengatakan bahwa “fitnah lebih kejam dari pembunuhan!”. Dalam teks asli Yunani dalam Alkitab, “fitnah” menggunakan kata “katalalew” biasa merujuk pada segala macam perkataan negatif untuk menentang orang lain, misalnya “menentang pemimpin atau Allah” 215, 7, “mengumpat” Mzm 1015, “menghina” Ay 193, “mengatakan sebuah dusta” Hos 713, “mengatakan sesuatu yang bisa dianggap kurang ajar” Mal 313 atau “memfitnah/ menuduh” 1Pet 212; 316.Fitnah…hampir tidak ada orang yang menyukainya. Termasuk Anda dan saya. Tapi bukankah ini yang sering orang lakukan?! Dan, maaf…. Jangan-jangan tanpa sadar, saudara dan saya juga melakukannya? Benar Saudara? Bukankah juga bahwa dalam kenyataannya sering perselisihan timbul di tengah masyarakat atau jemaat sebagai akibat dari fitnah itu? Fitnah, bisa terjadi pada siapa saja. Baik dari kalangan atas sampai bawah, tak peduli apakah mereka itu orang terhormat atau orang biasa, apakah ia seorang yang mengaku sudah lama sebagai orang percaya atau sebagai orang yang baru saja percaya. Dan dalam kenyataan sehari-hari kita dapat melihat sering juga timbul konflik yang berkepanjangan, baik antara pribadi dengan pribadi, antara keluarga dengan keluarga, antara kelompok dengan kelompok, antara suku dengan suku, antara agama dengan agama, bahkan di dalam kelompok satu agama merupakan semacam penyakit hati disebabkan oleh menuruti hawa nafsu, menuruti bujukan setan, tidak percaya diri, iri hati dengan orang lain dan kurangnya mensyukuri berkat-berkat Allah yang ada pada diri sendiri. Penyebabnya bisa beraneka ragam, antara lain egoisme, tidak sepaham, tidak mau menerima orang lain sebagaimana adanya, kepentingan pribadi, kepentingan kelompok, kepentingan polotik, kebencian, pembalasan oleh karena dendam yang berkepanjangan dll. Rasul Yakobus berkata “Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?” Yak 41. Rasul Paulus dalam surat Galatia menggolongkan sebagai ”perbuatan daging” antara lain perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, 5 20. Ini semua adalah penyakit manusia sejak jaman Adam band. Perisistiwa Kain dan Habel yang patut adalah dosa dan setiap dosa akan berakibat berlakunya penghukuman Allah bagi siapa saja yang melakukannya. Sementara akibat yang ditimbulkan dari fitnah itu sendiri sangat berbahaya dan merugikan. Antara lain dapat memutuskan tali silaturahmi, merugikan orang lain dan diri sendiri, perpecahan, mengotori pikiran, dibenci Allah serta akan dibenci dan dihindari dikucilkan oleh orang lain. Dalam Yak 411-12 bahkan nampaknya mempunyai arti yang khusus/berbeda. Ini dapat kita lihat dari ayat 11a “memfitnah saudaranya atau menghakiminya”. Jadi disini memfitnah diartikan sebagai ayat 11b tindakan itu dianggap sebagai “mencela hukum dan menghakiminya”. Kalau memang yang dimaksud adalah memfitnah biasa, bagaimana mungkin tindakan itu dianggap sebagai mencela hukum dan menghakiminya? Yang dimaksud dengan memfitnah di sini adalah mencela orang baik di depan maupun di belakang orang itu karena ia tidak hidup sesuai dengan prinsip hidup kita/pandangan kita, padahal Kitab Suci tidak melarang tindakan orang itu. Kalau kita mencela seseorang karena ia hidup tidak sesuai dengan Kitab Suci, maka itu tentu tidak apa-apa. Tetapi kalau kita mencela orang karena ia tidak hidup sesuai pandangan / prinsip kita yang tidak ada dalam Kitab Suci, maka itu adalah memfitnah yang dimaksudkan oleh Yakobus di dua ayat yang singkat tersebut, kita dapat melihat bahwa seperempat dari isinya berkaitan dengan hal “memfitnah” dan “menghakimi”. Kata “memfitnah” muncul 3 kali, sedangkan kata “menghakimi” muncul 4 kali dan kata “hakim” muncul 2 kali. Pokok yang dibahas rasul Yakobus sangatlah jelas, yakni mengingatkan Jemaat untuk tidak saling menghakimi dan saling menfitnah. Kata “fitnah” dapat berarti membicarakan hal-hal yang buruk tentang seseorang tanpa sepengetahuan orang tersebut. Hal yang disampaikan bisa saja benar, separuh benar, atau pun bohong. Kata 'menghakimi' bisa diartikan menetapkan perkara, membedakan ataupun memberikan suatu keputusan. Tindakan menghakimi yang dimaksudkan oleh Yakobus di sini adalah yang dilandasi oleh niat buruk. Sedangkan kata menghakimi dalam ayat-ayat ini perlu dimaknai sebagai tindakan 'menghukum orang lain atas dosa-dosanya'.Yesus pun sangat mencela tindakan menghakimi. Bila kita baca dalam Injil Mat 71-5 dengan teliti terutama ayat 5, Yesus memperingatkan kita bahwa menghakimi orang lain adalah dosa sangat serius di mata Allah dan kita tidak boleh menghakimi orang lain secara sembarangan. Ukuran yang kita pakai saat menghakimi orang lain akan dipakai oleh Allah untuk menghakimi kita. Dan hal inilah yang sedang disampaikan oleh Yakubus kepada kita. Perhatian pada ayat 5 Yesus menyuruh kita untuk menyingkirkan dulu balok yang ada di mata kita sebelum membantu orang lain menyingkirkan selumbar di matanya. Yesus memperingati kita, bahwa ketika kita mengecam orang lain dan sekaligus menghakimi dia, padahal di mata kita sendiri terselip sebatang balok, tentulah mustahil lagi kita untuk menolong orang tersebut. Jika kita telah menyingkirkan balok dari mata kita, barulah kita bisa menyingkirkan selumbar dari mata orang lain. Yesus tidak mengajarkan kita untuk bersikap tidak peduli pada masalah orang lain karena hal ini juga bukanlah semangat 'mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri'. Oleh karenanya, kita perlu berusaha memahami kehendak Tuhan agar kita tahu bagaimana menerapkan prinsip-prinsip yang telah kita pelajari itu sesuai dengan nas ini, kita juga melihat kata lain yang cukup sering dipakai, yakni kata 'hukum' yang muncul 5 kali dalam bahasa asli. Hukum apakah yang sedang dibahas oleh Yakobus ini? Yakobus membahas tentang hukum dalam Yak 125, 28 dan 12. Yakobus menyebut ini sebagai 'hukum yang memerdekakan', dan dia juga menyebutnya sebagai hukum Kristus, yakni ajaran dari Yesus. Kita sudah melihat dari dalam pasal 2 bahwa rangkuman dari hukum Kristus adalah 'mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri'. Di dalam ayat 11, secara khusus Yakubus berfokus pada hukum 'jangan saling menghakimi atau saling menfitnah', prinsip yang memang sejalan dengan semangat mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Malahan perintah 'jangan menghakimi' adalah perintah yang diberikan langsung oleh Yesus kepada kita di dalam Matius 71-5. Jadi, di dalam ayat 11 ini, Yakobus sedang mengingatkan kita akan perintah dari mengingatkan kedua belas suku yang ada di perantauan, agar mereka jangan saling memfitnah dan menghakimi. Apa sebenarnya yang terjadi dengan mereka? Ya, tentu saja, apalagi kalau bukan karena perselisihan di antara mereka. Hal ini berkaitan dengan bagian sebelumnya; sebagian orang-orang percaya pada waktu itu mengikuti jalan dunia. Mereka berlaku tidak setia, dan hidup dalam hawa nafsu duniawi. Di antara mereka terjadi saling fitnah dan menghakimi. Yakobus mengingatkan mereka untuk kembali melihat kepada satu kebenaran bahwa Tuhanlah satu-satunya hakim. Sesama orang percaya bukan hakim yang bisa menghakimi sesama mereka. Mereka tidak berhak menghakimi orang lain. Satu-satunya yang memiliki otoritas untuk menghakimi manusia hanyalah Tuhan…Melalui nas ini, kita sebagai umat Allah diingatkan untuk tidak saling menghakimi satu dan yang lainnya. Mengapa? Karena hanya Tuhan yang layak untuk menghakimi tiap perbuatan manusia. Sering terjadi, manusia menghakimi sesamanya, tetapi menolak penghakiman orang lain atas dirinya. Benar yang dikatakan Yesus ini "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?" Matius 73. Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi! Allah tidak menghendaki gerejanya mengalami perpecahan dan pertikaian. Ia tidak menghendaki anak-anakNya hidup dalam pertengkaran yang membahayakan kesatuan tubuh Kristus. Kita semua perlu mewaspadainya serta berusaha mencegahnya supaya hal tersebut tidak bagaimana caranya supaya kita terhindar dari dosa fitnah? Berikut ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain usahakan membayangkan bagaimana sedihnya kalau diri kita sendiri yang dijadikan sebagai objek fitnah. Jika kita tidak mau kalau dijadikan objek fitnah, ya tentu saja orang lain pun tidak menginginkannya. Lakukan yang positif misalnya dengan mempererat tali persaudaraan, menumbuhkan kesadaran saling hormat-menghormati. Dalam hidup ini, alangkah baiknya bila kita lebih banyak mencari nilai-nilai persahabatan supaya hidup kita lebih diberkati. Satu orang musuh terlalu banyak, seribu orang sahabat terlalu bila setiap roh fitnah itu datang menggoda kita, ingatlah ini! Andaikata telunjuk kita selalu menunjuk ke luar mencari kesalahan pada diri orang lain, pada saat yang sama sadarilah bahwa masih ada tiga bahkan empat jari yang masih menunjuk ke dalam diri kita! Anda senang difitnah? Jika tidak, seharusnya kita pun tidak suka juga melakukannya pada orang lain. Tetapi carilah, isi rohani kita dengan santapan-santapan bergizi melalui firman Tuhan, dengan banyak belajar tentang kebenaran yang ada di dalamnya, supaya lebih baik lagi kita mengasihi sesama. Jadilah orang terhormat karena memang layak untuk dihormati, ketimbang mencari-cari kehormatan sampai mesti harus mengorbankan orang lain* Unting, STh., share this with your Friends. KatolikMenjawab: Ajaran Bapa-Bapa Gereja Tentang Allah Tritunggal (2) Dewasa ini, banyak aliran bermunculan dan membuat ajaran sesuka hati mereka. Bahkan mereka membuat fitnah terhadap Bapa-Bapa Gereja terutama berkaitan dengan ajaran Allah Tritunggal. Seperti kita ketahui, seorang yang bergelar 'PS' (katanya pastor versi mereka) menuduh Ilustrasi Doa Terhindar Dari Fitnah Dalam Alkitab, Simak 3 Doa Ini! Foto PexelsDoa Terhindar dari Fitnah dalam AlkitabIlustrasi Kumpulan Doa Terhindari Dari Fitnah dalam Alkitab Foto Pexels10 Kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab aku merasa sesak; karena sakit hati mengidaplah mataku, meranalah jiwa dan tubuhku. 11 Sebab hidupku habis dalam duka dan tahun-tahun umurku dalam keluh kesah; kekuatanku merosot karena sengsaraku, dan tulang-tulangku menjadi lemah. 12 Di hadapan semua lawanku aku tercela, menakutkan bagi tetangga-tetanggaku, dan menjadi kekejutan bagi kenalan-kenalanku; mereka yang melihat aku di jalan lari dari padaku. 13 Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati, telah menjadi seperti barang yang pecah. 14 Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, – ada kegentaran dari segala pihak! – mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku. 15 Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya Tuhan, aku berkata ”Engkaulah Allahku!” 16 Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku! 17 Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! 18 Tuhan, janganlah membiarkan aku mendapat malu, sebab aku berseru kepada-Mu; biarlah orang-orang fasik mendapat malu dan turun ke dunia orang mati dan bungkam. 19 Biarlah bibir dusta menjadi kelu, yang mencaci maki orang benar dengan kecongkakan dan penghinaan!2 Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku dan lepaskanlah aku, 3 supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan. 4 Ya Tuhan, Allahku, jika aku berbuat ini jika ada kecurangan di tanganku, 5 jika aku melakukan yang jahat terhadap orang yang hidup damai dengan aku, atau merugikan orang yang melawan aku dengan tidak ada alasannya, 6 maka musuh kiranya mengejar aku sampai menangkap aku, dan menginjak-injak hidupku ke tanah, dan menaruh kemuliaanku ke dalam Doa Terhindar Dari Fitnah Foto Pexels1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. 2 Luputkanlah aku, ya Tuhan, dari pada manusia jahat, jagalah aku terhadap orang yang melakukan kekerasan, 3 yang merancang kejahatan di dalam hati, dan setiap hari menghasut-hasut perang! 4 Mereka menajamkan lidahnya seperti ular, bisa ular senduk ada di bawah bibirnya. 5 Peliharalah aku, ya Tuhan, terhadap tangan orang fasik,jagalah aku terhadap orang yang melakukan kekerasan, yang bermaksud menjatuhkan aku. 6 Orang congkak dengan sembunyi memasang jerat terhadap aku, dan mereka membentangkan tali-tali sebagai jaring, di sepanjang jalan mereka menaruh perangkap terhadap aku. 7 Aku berkata kepada Tuhan ”Allahku Engkau, berilah telinga, ya Tuhan, kepada suara permohonanku!” 8 Ya Allah, Tuhanku, kekuatan keselamatanku, Engkau menudungi kepalaku pada hari pertarungan senjata. 9 Ya Tuhan, jangan penuhi keinginan orang fasik, jangan luluskan tipu rencananya!
DOAUNTUK ISTRI,adalah kumpulan dari renungan kristen yang diambil dari ayat Alkitab buat para sahabat kristen supaya bisa lebih dekat dengan Tuhan Yesus. O | Renungan Kristen Renungan Kristen (104) Renungan tentang Cinta (41) Renungan Terakhir. Memuat Komentar Terakhir. Memuat More Site. GMIM SION;
Oleh Pdt. Pinehas Djendjengi Yakobus 411-12 11 Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. 12 Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia? Tinggal 4 hari lagi kita akan tiba di penghujung tahun 2017 ini. Mari kita Tanggalkan dosa-dosa kita. Salah satu dosa buruk yang perlu sungguh-sungguh kita tanggalkan di penghujung tahun ini adalah dosa suka memfitnah orang lain. “Jangan suka memfitnah orang lain!” Ini berarti kita dilarang mengucapkan fitnah. Semua agama yang menganjurkan kehidupan bermoral melarang umatnya untuk melakukan fitnah. Agama Kristen juga, melalui kitab sucinya, melarang umatnya untuk memfitnah orang lain. Bahkan, larangan itu dijadikan suatu judul perikop seperti kita baca dalam Yak. 411-12. Mengapa fitnah dilarang? Dalam Imamat 1916, Tuhan sudah berfirman “Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN”. Tuhan melarang orang mengucapkan fitnah karena itu adalah dosa yang dapat menghancurkan kehidupan orang lain. Apa sesungguhnya fitnah itu, dan apa saja akibat yang ditimbulkannya? Fitnah adalah perkataan bohong yang bertujuan menjelekkan atau mencelakakan orang lain. Menurut 1 Timotius 44 orang yang melakukan fitnah adalah orang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah dan curiga. Banyak persahabatan yang sudah lama terjalin akhirnya hancur karena fitnah. Banyak rumah tanggah retak dan hancur karena fitnah. Juga, banyak usaha, cita-cita terhambat dan gagal karerna fitnah. Termasuk banyak gereja berselisih, bahkan sampai bertikai karena fitnah. Konflik SARA yang terjadi di negeri kita juga disebabkan oleh fitnah. Fitnah dalam bahasa Yunaninya menggunakan juga kata diabolos. Kata ini berarti pemfitnah. Selain untuk menjelaskan pemfitnah, kata ini juga dipakai untuk menjelaskan iblis. Coba lihat, pemfitnah dan iblis mempunyai tempat yang sejajar dalam kata diabolos. Cukup masuk akal memang jika dua hal ini disejajarkan. Pemfitnah suka menyebarkan kata-kata bohong, dan ini tergolong sifat utama dari iblis. Mereka menyebarkan kebohongan agar orang lain dirugikan. Atas dasar ini maka sungguh tepat jika Dalam Wahyu 29 orang-orang yang suka melakukan fitnah dikategorikan sebagai jemaah Iblis. Dalam pembacaan kali ini dikatakan bahwa memfitnah orang berarti mencela hukum. Fitnah adalah mengatakan sesuatu tentang orang lain yang belum tentu benar. Sementara yang paling tahu tentang manusia sampai kepada hal yang paling detail hanyalah Tuhan. Jadi kita tidak boleh menyampaikan sesuatu tentang orang lain, apalagi kalau hal itu adalah hal yang negatif, sebelum kita tahu hal yang sesungguhnya. Kalau tidak, maka kita telah mendahului Tuhan dan sekaligus merugikan orang. Bagi Tuhan inilah adalah dosa yang harus kita jauhi. Karena fitnah adalah dosa maka Luther memberikan nasihat “Jangan berikan tempat kepada pemfitnah dalam hidupmu!” Lebih lagi, Paulus dengan tegas menasihati orang-orang Kristen di Efesus “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan Efesus 430-31. Faktor terbesar yang mendorong orang melakukan fitnah adalah iri hati. Selama iri hati bercokol dalam diri seseorang maka orang itu tidak akan pernah berhenti untuk melakukan fitnah. Hal ini bisa terjadi dalam hubungan suami-istri, dalam hubungan para majelis, dalam hubungan para pengurus komisi, dsb. Pelayanan yang diwarnai oleh sikap iri hati dan fitnah tidak akan membuahkan hasil yang baik. Pelayanan seperti itu tidak layak di hadapan Tuhan. Seperti dikatakan oleh Daud “TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya Mazmur 151-3. Bagaimana caranya menghindarkan fitnah dari kehidupan kita? Kita harus menyadari bahwa fitnah selalu dibuat orang agar orang lain dirugikan. Tetapi, tanpa dia sadari pula bahwa apa yang dilakukannya itu akan membawa penderitaan bagi dirinya sendiri. Tuhan sendiri akan menghukum orang-orang yang melakukan fitnah. Firman Tuhan dalam 1 Korintus 610 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Paulus menyatakan bahwa orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman Roma 38. Bangunlah kehidupan dan pelayanan kita tanpa fitnah. Amsal 2620 berkata, “Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran.”
keluargasebagai persekutuan terkecil gereja Tuhan dan juga merupakan Tubuh Kristus. sudah seharusnya kita menjadikan Tuhan Yesus sebagai dasar/fondasi/batu penjuru yang utama dalam membangun kehidupan Rohani prbadi dan keluarga. caranya adalah dengan menjadika Tuhan Yesus Kristus sebagai teladan yang sempurnah, belajar mengerti dan melalukan
Yakobus 411 Apakah fitnah itu? 1 Fitnah’ dalam bahasa sehari-hari aMemfitnah berarti menceritakan sesuatu yang jelek tetapi yang tidak benar tentang orang lain, dengan tujuan menjatuhkan orang itu. Ini adalah sesuatu yang sering sekali terjadi, seperti Yang menjadi pertanyaan mengapa sehingga Yakobus harus memberi peringatan supaya jangan memfitnah..??? karena “ FINTAH” adalah sesuatu yang sangat serius, dan tidak dapat kita pandang sebagai suatu hal yang biasa atau bahkan hanya sekedar dosa kecil. Sebab Alkitab sendiri mencatat contoh-contoh orang yang melakukan fitnah dan dampak dari fitnah itusendiri. Contoh yang pertama istri Potifar memfitnah Yusuf Kej 396-20. Ziba memfitnah Mefiboset 2Sam 161-4 2Sam 1924-27. tokoh-tokoh Yahudi memfitnah Yesus Mat 2659-61. orang-orang Yahudi memfitnah Stefanus Kis 613-14.yt b Memfitnah juga bisa terjadi pada saat saudara menceritakan half truth = setengah kebenaran. Memang tidak setiap kali kita menceritakan sesuatu, kita harus menceritakan seluruh kebenaran. Tetapi seringkali, kalau kebenaran tidak diceritakan seluruhnya tetapi hanya sebagian saja, itu bisa merugikan / menjatuhkan nama orang lain. Dalam hal ini, sekalipun hal yang kita ceritakan itu bukan dusta, tetapi kita tetap memfitnah orang yang kita ceritakan itu. Misalnya kalau saudara bertemu dengan saya pada waktu saya pergi ke bioskop dengan istri saya dan seorang wanita lain, dan saudara lalu menceritakan kepada orang-orang lain bahwa saya pergi dengan seorang wanita lain tanpa menceritakan tentang ikut sertanya istri saya, maka itu jelas adalah half truth yang bersifat memfitnah! Karena itu kalau saudara ingin menceritakan sesuatu maka pikirkanlah lebih dulu, apakah dengan membuang bagian-bagian tertentu saudara tidak sedang menjelekkan nama orang lain. c Memfitnah juga bisa terjadi kalau saudara menceritakan seluruh kebenaran, tetapi dengan nada dan mimik wajah yang berbeda dengan keadaan aslinya. Misalnya kalau si A berka­ta kepada saudara si B itu gendeng’. Ia mengatakan hal itu dengan wajah tersenyum, dan tidak betul-betul bermaksud memaki si B. Tetapi saudara lalu menyampaikan hal itu kepada si B dengan berkata Si A berkata kamu itu gen­deng!!’, dengan nada membentak dan wajah yang marah, maka sebetulnya saudara sedang memfitnah si A! Karena itu setiap kali saudara menceritakan tentang apa yang dikatakan oleh orang lain, perhatikanlah apakah nada dan mimik wajah saudara sesuai dengan aslinya! 2 Fitnah’ dalam bahasa Yunaninya Dalam ay 11, kata Yunani yang diterjemahkan memfitnah’ adalah KATALALEITE yang sebetulnya berarti berbicara menjatuhkan orang lain’, atau berbicara menentang orang lain’. Lambat laun ada arti tambahan dalam kata Yunani ini, sehingga artinya menjadi berbicara tentang orang lain di belakang mereka dengan cara menghina / merendahkan’ [Catatan kata Yunani KATALALEITE digunakan dalam Maz 5020 dan Maz 1015 versi Septuaginta / LXX = Perjanjian Lama yang diterjemahkan ke bahasa Yunani]. 3 Fitnah’ dalam Yak 411-12 Kelihatannya memfitnah’ di sini mempunyai arti yang khusus / berbeda. Ini terlihat dari a Ay 11a memfitnah saudaranya atau menghakiminya’ Jadi, memfitnah diartikan menghakimi. b Ay 11b tindakan itu dianggap sebagai mencela hukum dan menghakiminya’. Kalau memang yang dimaksud adalah memfitnah biasa, bagaimana mungkin tindakan itu dianggap sebagai mencela hukum dan menghakiminya? Yang dimaksud dengan memfitnah di sini adalah mencela orang baik di depan maupun di belakang orang itu karena ia tidak hidup sesuai dengan prinsip hidup kita / pandangan kita, padahal Kitab Suci tidak melarang tindakan orang itu. Kalau kita mencela seseorang karena ia hidup tidak sesuai dengan Kitab Suci, maka itu tentu tidak apa-apa. Tetapi kalau kita mencela orang karena ia tidak hidup sesuai pandangan / prinsip kita yang tidak ada dalam Kitab Suci, maka itu adalah memfitnah yang dimaksudkan oleh Yakobus di sini. Contoh Farisi mengecam murid-murid Yesus karena mereka makan dengan tangan yang tidak dibasuh Mat 151-2. Farisi mengecam murid-murid Yesus karena mereka memetik gandum dan memakannya, pada hari Sabat Mat 121-2. / pendeta tertentu yang mengecam orang yang menonton bioskop / TV, memakai blue jean, kaos bergambar naga, berenang dsb. yang mengecam hamba Tuhan yang tertawa terbahak-bahak, atau yang makan di warung, dsb. yang mengecam laki-laki yang mau menikah dengan perempuan yang lebih tua / lebih tinggi yang mengecam perempuan yang mau menikah dengan laki-laki yang miskin. Perhatikan bahwa kecaman-kecaman di atas ini semuanya tidak punya dasar Kitab Suci. Dasarnya hanyalah tradisi atau selera dari si pengecam belaka! II Mengapa tidak boleh memfitnah? 1 Tindakan itu adalah tindakan yang mencela hukum dan menghakiminya dan itu tidak menjadikan kita sebagai penurut hukum ay 11. Kalau pandangan kita tidak ada dalam Kitab Suci, atau tidak sesuai dengan Kitab Suci, tetapi toh kita pakai sebagai standard dalam mengecam orang lain, maka secara implicit itu berarti bahwa kita beranggapan bahwa Firman Allah / hukum itu salah; anggapan saya yang benar’. Karena itu maka tindakan ini disebut sebagai tindakan yang mencela hukum dan menghakiminya. 2 Hanya ada 1 Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Allah sendiri ay 12. Kalau pandangan kita tidak ada dalam Kitab Suci, tetapi tetap kita pakai sebagai dasar / standard untuk mengecam orang lain, maka itu sama saja dengan kalau kita membuat hukum baru. Dan pada saat kita menggunakan pandangan kita untuk mengecam orang lain, maka kita menjadikan diri kita hakim Padahal Allah adalah satu-satunya Pembuat hukum dan Hakim. Kita tidak berhak membuat hukum maupun menjadi hakim! III Bagaimana supaya tidak memfitnah 1 Kita harus menjunjung tinggi otoritas Firman Allah dalam hidup kita. Ay 11 menunjukkan bahwa kita seharusnya menjadi penurut hukum’. Ini berarti kita tunduk pada hukum / Firman Allah, dan menjunjung tinggi otoritasnya dalam hidup kita! Kalau saudara adalah orang yang menjunjung tinggi otoritas Firman Allah dalam hidup saudara, maka saudara tidak akan memfitnah lagi, karena a Orang yang menjunjung tinggi otoritas Firman Allah, tidak akan menilai orang lain berdasarkan pandangannya sendiri, tetapi akan menilainya berdasarkan Firman Allah. b Orang yang menjunjung tinggi otoritas Firman Allah akan membandingkan pandangan / prinsip hidupnya dengan Firman Allah, dan mengubahnya / menyesuaikannya dengan Firman Allah. 2 Kita harus mengakui otoritas Allah sebagai Pembuat hukum dan Hakim ay 12. Dengan demikian kita tidak akan mencipta hukum sendiri ataupun menghakimi orang lain menurut pandangan kita sendiri. 3 Sadarilah siapa diri saudara ay 12 Kita adalah a Orang yang tidak mempunyai hak untuk membuat hukum dan menghakimi. b Orang yang berdosa, sehingga kita juga adalah terdakwa, bukan hakim. John Wesley berkata “I am a poor, weak, dying worm” = aku adalah cacing yang miskin, lemah dan mau mati. Kalau saudara mempunyai pandangan yang benar dan rendah hati tentang diri saudara sendiri, maka saudara tidak akan memfitnah! 4 Kasihilah sesama saudara. Dalam ay 11 sekalipun Yakobus menegur, tetapi ia tetap menyebut mereka dengan istilah saudara’ yang jelas menun­jukkan kasih. Kalau kita ada kasih, maka kita tidak akan memfitnah / menghakimi!
  1. Էኗ րաл
    1. Пиሷ ቇ
    2. Огዔкрիкυ թεгιсвικ ጀտ
    3. ԵՒ ስпυն о
  2. Σαзавωпсስ θ
    1. Յочልհиλаጢе σ ехևбիጁи ըթо
    2. Еշօб ፋτеб онэк жէፃеրоձ
    3. Чօжε ኙоጁоሿ и
  3. Сዳ ጎфибυቃ
    1. Юχосыд ጬጰ оሟиλе
    2. Уፑоջ σык
.
  • f2ldfeo8gm.pages.dev/554
  • f2ldfeo8gm.pages.dev/947
  • f2ldfeo8gm.pages.dev/715
  • f2ldfeo8gm.pages.dev/726
  • f2ldfeo8gm.pages.dev/159
  • f2ldfeo8gm.pages.dev/364
  • f2ldfeo8gm.pages.dev/438
  • f2ldfeo8gm.pages.dev/587
  • f2ldfeo8gm.pages.dev/779
  • f2ldfeo8gm.pages.dev/207
  • f2ldfeo8gm.pages.dev/67
  • f2ldfeo8gm.pages.dev/311
  • f2ldfeo8gm.pages.dev/205
  • f2ldfeo8gm.pages.dev/912
  • f2ldfeo8gm.pages.dev/715
  • renungan kristen tentang fitnah