RefleksiHarian Katolik 29 Juni 2022. Pertama, Yesus sendiri dalam Injil hari ini berkata kepada Petrus, "Maka Aku berkata kepadamu, kamu adalah Petrus, dan di atas Batu Karang ini Aku akan membangun Gereja-Ku, dan gerbang dunia bawah tidak akan menguasainya. Aku akan memberimu kunci Kerajaan Surga. Apa pun yang Anda ikat di bumi akan terikat
Pertanyaan Jawaban Fitnah adalah membuat pernyataan yang palsu yang merusak reputasi seseorang. Alkitab banyak mengajar tentang fitnah, baik di dalam Perjanjian Lama maupun Baru Amsal 1018; 1 Petrus 21. Fitnah menduduki peringkat dosa yang tinggi menurut Allah sehingga Ia melarangnya di dalam Sepuluh Perintah Allah. Perintah ke-sembilan berbunyi, "Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu" Keluaran 2016. Bersaksi dusta juga mencakup fitnah karena ketidakbenaran sedang disebarluaskan. Fitnah adalah berdusta tentang seseorang sehingga orang itu dipandang rendah oleh orang lain. Fitnah adalah dusta yang berniat jahat, dan Allah membenci dusta Amsal 616-19; 1222. Oleh karena Allah adalah pengarang kebenaran Yohanes 146; 1 Yohanes 56, maka apapun yang tidak benar berlawanan dengan sifat-Nya dan otomatis menjijikkan bagi-Nya. Baik gosip maupun fitnah adalah tindakan yang salah, dan Alkitab mengecam kedua-duanya Imamat 1916; Amsal 1627; 2 Korintus 1220. Orang yang menggosip mengumpulkan rahasia seseorang dan menyebarluaskannya; fitnah mengarang rahasia sendiri dan menyebarluaskannya dimana paling berpotensi merugikan. Perjanjian Baru membahas fitnah sebagai bagian dari kodrat berdosa kita yang lama. Fitnah tidak lagi ada tempatnya dalam kehidupan kita ketika kita menjadi ciptaan baru dalam Kristus 2 Korintus 517. Kolose 37-8 mengajar, "Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Ucapan kita harus berdedikasi pada kemuliaan Allah, sama halnya dengan tubuh kita Roma 121-2; Efesus 429. Mereka yang mengenal Allah bertanggung-jawab tidak berucap fitnah "Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi" Yakobus 39-10. Fitnah adalah satu kebiasaan yang harus kita hentikan jika kita hendak mengikut Yesus baca Roma 611-14. Di dalam Roma 128-32, Paulus mendaftar berbagai ciri-ciri akal yang bejat, dan fitnah ada di dalam daftar ini ayat 30. Ketika kita memfitnah orang lain, kita sedang memilih untuk keluar dari jalur yang telah disediakan Allah bagi kita. Ia tidak turut mendampingi kita jika kita berupaya membinasakan orang lain melalui kata-kata. Fitnah berasal dari hati, dan ketika kita tergoda untuk berucap yang tidak benar tentang orang lain, kita harus berintrospeksi mengapa kita terdorong untuk bertindak demikian. Yesus mengajar, "Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat" Matius 1518-19. Allah ingin supaya kita memahami bahwa pemfitnah memiliki hati yang sudah menyimpang daripada-Nya. Keinginan memfitnah dapat timbul dari kepahitan Ibrani 1215, dari pengalaman tersakiti yang lukanya belum sembuh 1 Petrus 314-16, dari ketidakinginan mengampuni 2 Korintus 210-11; Efesus 432, dari iri hati Galatia 520; 2 Korintus 1220, atau dosa-dosa lainnya. Solusi Allah untuk mengatasi fitnah adalah saling mengasihi Yohanes 1334. Kita tidak memfitnah orang yang kita kasihi 1 Korintus 134-7. Kasih menginginkan yang terbaik bagi orang lain, dan memelihara reputasi orang lain seperti kita mempertahankan reputasi kita sendiri termasuk di dalamnya Matius 712. "Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat" Roma 1310. Ketika kita berfokus menaati Tuhan dengan mengasihi orang lain sama seperti Ia mengasihi kita, kita tidak akan tergoda untuk memfitnah. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah yang diajarkan Alkitab tentang fitnah?Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan." Efesus 4: 31 Rasa pahit adalah rasa yang tidak disukai manusia. Dari saat dilahirkan, manusia sudah bisa membedakan rasa manis yang dianggap enak, dari rasa pahit yang tidak enak.
Bahan Bacaan Renungan Harian Kristen hari ini Yakobus 411-12 “Fitnah”…! “Fitnah lebih kejam dari pembunuhan.” Itu adalah suatu istilah yang hampir diketahui semua orang, baik tua atau muda, bahkan siapa saja. Oh, ya? Sampai sekejam itu? Persisnya, ya! Alasannya? Bayangkan saja bila Anda sendiri difitnah orang. Padahal Anda tidak melakukan seperti apa yang difitnahkan. Bukankah itu mematikan karakter namanya? Bukan cuma itu. Karena dampak yang ditimbulkannya dalam kehidupan selalu negatif, tidak pernah ada yang positif. Fitnah tidak hanya sekedar menyebarkan berita buruk, tetapi juga bisa mengadu domba dan memutar balikkan fakta. Karena itulah fitnah memang sangat memang lebih tajam dari sebilah pedang! Luka yang ditimbulkan oleh tajamnya pedang mungkin masih bisa diobati, tetapi luka yang ditimbulkan oleh tajamnya kata-kata fitnah susah sekali dicari penawarnya. Itulah mengapa orang sering mengatakan bahwa “fitnah lebih kejam dari pembunuhan!”. Dalam teks asli Yunani dalam Alkitab, “fitnah” menggunakan kata “katalalew” biasa merujuk pada segala macam perkataan negatif untuk menentang orang lain, misalnya “menentang pemimpin atau Allah” 215, 7, “mengumpat” Mzm 1015, “menghina” Ay 193, “mengatakan sebuah dusta” Hos 713, “mengatakan sesuatu yang bisa dianggap kurang ajar” Mal 313 atau “memfitnah/ menuduh” 1Pet 212; 316.Fitnah…hampir tidak ada orang yang menyukainya. Termasuk Anda dan saya. Tapi bukankah ini yang sering orang lakukan?! Dan, maaf…. Jangan-jangan tanpa sadar, saudara dan saya juga melakukannya? Benar Saudara? Bukankah juga bahwa dalam kenyataannya sering perselisihan timbul di tengah masyarakat atau jemaat sebagai akibat dari fitnah itu? Fitnah, bisa terjadi pada siapa saja. Baik dari kalangan atas sampai bawah, tak peduli apakah mereka itu orang terhormat atau orang biasa, apakah ia seorang yang mengaku sudah lama sebagai orang percaya atau sebagai orang yang baru saja percaya. Dan dalam kenyataan sehari-hari kita dapat melihat sering juga timbul konflik yang berkepanjangan, baik antara pribadi dengan pribadi, antara keluarga dengan keluarga, antara kelompok dengan kelompok, antara suku dengan suku, antara agama dengan agama, bahkan di dalam kelompok satu agama merupakan semacam penyakit hati disebabkan oleh menuruti hawa nafsu, menuruti bujukan setan, tidak percaya diri, iri hati dengan orang lain dan kurangnya mensyukuri berkat-berkat Allah yang ada pada diri sendiri. Penyebabnya bisa beraneka ragam, antara lain egoisme, tidak sepaham, tidak mau menerima orang lain sebagaimana adanya, kepentingan pribadi, kepentingan kelompok, kepentingan polotik, kebencian, pembalasan oleh karena dendam yang berkepanjangan dll. Rasul Yakobus berkata “Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?” Yak 41. Rasul Paulus dalam surat Galatia menggolongkan sebagai ”perbuatan daging” antara lain perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, 5 20. Ini semua adalah penyakit manusia sejak jaman Adam band. Perisistiwa Kain dan Habel yang patut adalah dosa dan setiap dosa akan berakibat berlakunya penghukuman Allah bagi siapa saja yang melakukannya. Sementara akibat yang ditimbulkan dari fitnah itu sendiri sangat berbahaya dan merugikan. Antara lain dapat memutuskan tali silaturahmi, merugikan orang lain dan diri sendiri, perpecahan, mengotori pikiran, dibenci Allah serta akan dibenci dan dihindari dikucilkan oleh orang lain. Dalam Yak 411-12 bahkan nampaknya mempunyai arti yang khusus/berbeda. Ini dapat kita lihat dari ayat 11a “memfitnah saudaranya atau menghakiminya”. Jadi disini memfitnah diartikan sebagai ayat 11b tindakan itu dianggap sebagai “mencela hukum dan menghakiminya”. Kalau memang yang dimaksud adalah memfitnah biasa, bagaimana mungkin tindakan itu dianggap sebagai mencela hukum dan menghakiminya? Yang dimaksud dengan memfitnah di sini adalah mencela orang baik di depan maupun di belakang orang itu karena ia tidak hidup sesuai dengan prinsip hidup kita/pandangan kita, padahal Kitab Suci tidak melarang tindakan orang itu. Kalau kita mencela seseorang karena ia hidup tidak sesuai dengan Kitab Suci, maka itu tentu tidak apa-apa. Tetapi kalau kita mencela orang karena ia tidak hidup sesuai pandangan / prinsip kita yang tidak ada dalam Kitab Suci, maka itu adalah memfitnah yang dimaksudkan oleh Yakobus di dua ayat yang singkat tersebut, kita dapat melihat bahwa seperempat dari isinya berkaitan dengan hal “memfitnah” dan “menghakimi”. Kata “memfitnah” muncul 3 kali, sedangkan kata “menghakimi” muncul 4 kali dan kata “hakim” muncul 2 kali. Pokok yang dibahas rasul Yakobus sangatlah jelas, yakni mengingatkan Jemaat untuk tidak saling menghakimi dan saling menfitnah. Kata “fitnah” dapat berarti membicarakan hal-hal yang buruk tentang seseorang tanpa sepengetahuan orang tersebut. Hal yang disampaikan bisa saja benar, separuh benar, atau pun bohong. Kata 'menghakimi' bisa diartikan menetapkan perkara, membedakan ataupun memberikan suatu keputusan. Tindakan menghakimi yang dimaksudkan oleh Yakobus di sini adalah yang dilandasi oleh niat buruk. Sedangkan kata menghakimi dalam ayat-ayat ini perlu dimaknai sebagai tindakan 'menghukum orang lain atas dosa-dosanya'.Yesus pun sangat mencela tindakan menghakimi. Bila kita baca dalam Injil Mat 71-5 dengan teliti terutama ayat 5, Yesus memperingatkan kita bahwa menghakimi orang lain adalah dosa sangat serius di mata Allah dan kita tidak boleh menghakimi orang lain secara sembarangan. Ukuran yang kita pakai saat menghakimi orang lain akan dipakai oleh Allah untuk menghakimi kita. Dan hal inilah yang sedang disampaikan oleh Yakubus kepada kita. Perhatian pada ayat 5 Yesus menyuruh kita untuk menyingkirkan dulu balok yang ada di mata kita sebelum membantu orang lain menyingkirkan selumbar di matanya. Yesus memperingati kita, bahwa ketika kita mengecam orang lain dan sekaligus menghakimi dia, padahal di mata kita sendiri terselip sebatang balok, tentulah mustahil lagi kita untuk menolong orang tersebut. Jika kita telah menyingkirkan balok dari mata kita, barulah kita bisa menyingkirkan selumbar dari mata orang lain. Yesus tidak mengajarkan kita untuk bersikap tidak peduli pada masalah orang lain karena hal ini juga bukanlah semangat 'mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri'. Oleh karenanya, kita perlu berusaha memahami kehendak Tuhan agar kita tahu bagaimana menerapkan prinsip-prinsip yang telah kita pelajari itu sesuai dengan nas ini, kita juga melihat kata lain yang cukup sering dipakai, yakni kata 'hukum' yang muncul 5 kali dalam bahasa asli. Hukum apakah yang sedang dibahas oleh Yakobus ini? Yakobus membahas tentang hukum dalam Yak 125, 28 dan 12. Yakobus menyebut ini sebagai 'hukum yang memerdekakan', dan dia juga menyebutnya sebagai hukum Kristus, yakni ajaran dari Yesus. Kita sudah melihat dari dalam pasal 2 bahwa rangkuman dari hukum Kristus adalah 'mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri'. Di dalam ayat 11, secara khusus Yakubus berfokus pada hukum 'jangan saling menghakimi atau saling menfitnah', prinsip yang memang sejalan dengan semangat mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Malahan perintah 'jangan menghakimi' adalah perintah yang diberikan langsung oleh Yesus kepada kita di dalam Matius 71-5. Jadi, di dalam ayat 11 ini, Yakobus sedang mengingatkan kita akan perintah dari mengingatkan kedua belas suku yang ada di perantauan, agar mereka jangan saling memfitnah dan menghakimi. Apa sebenarnya yang terjadi dengan mereka? Ya, tentu saja, apalagi kalau bukan karena perselisihan di antara mereka. Hal ini berkaitan dengan bagian sebelumnya; sebagian orang-orang percaya pada waktu itu mengikuti jalan dunia. Mereka berlaku tidak setia, dan hidup dalam hawa nafsu duniawi. Di antara mereka terjadi saling fitnah dan menghakimi. Yakobus mengingatkan mereka untuk kembali melihat kepada satu kebenaran bahwa Tuhanlah satu-satunya hakim. Sesama orang percaya bukan hakim yang bisa menghakimi sesama mereka. Mereka tidak berhak menghakimi orang lain. Satu-satunya yang memiliki otoritas untuk menghakimi manusia hanyalah Tuhan…Melalui nas ini, kita sebagai umat Allah diingatkan untuk tidak saling menghakimi satu dan yang lainnya. Mengapa? Karena hanya Tuhan yang layak untuk menghakimi tiap perbuatan manusia. Sering terjadi, manusia menghakimi sesamanya, tetapi menolak penghakiman orang lain atas dirinya. Benar yang dikatakan Yesus ini "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?" Matius 73. Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi! Allah tidak menghendaki gerejanya mengalami perpecahan dan pertikaian. Ia tidak menghendaki anak-anakNya hidup dalam pertengkaran yang membahayakan kesatuan tubuh Kristus. Kita semua perlu mewaspadainya serta berusaha mencegahnya supaya hal tersebut tidak bagaimana caranya supaya kita terhindar dari dosa fitnah? Berikut ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain usahakan membayangkan bagaimana sedihnya kalau diri kita sendiri yang dijadikan sebagai objek fitnah. Jika kita tidak mau kalau dijadikan objek fitnah, ya tentu saja orang lain pun tidak menginginkannya. Lakukan yang positif misalnya dengan mempererat tali persaudaraan, menumbuhkan kesadaran saling hormat-menghormati. Dalam hidup ini, alangkah baiknya bila kita lebih banyak mencari nilai-nilai persahabatan supaya hidup kita lebih diberkati. Satu orang musuh terlalu banyak, seribu orang sahabat terlalu bila setiap roh fitnah itu datang menggoda kita, ingatlah ini! Andaikata telunjuk kita selalu menunjuk ke luar mencari kesalahan pada diri orang lain, pada saat yang sama sadarilah bahwa masih ada tiga bahkan empat jari yang masih menunjuk ke dalam diri kita! Anda senang difitnah? Jika tidak, seharusnya kita pun tidak suka juga melakukannya pada orang lain. Tetapi carilah, isi rohani kita dengan santapan-santapan bergizi melalui firman Tuhan, dengan banyak belajar tentang kebenaran yang ada di dalamnya, supaya lebih baik lagi kita mengasihi sesama. Jadilah orang terhormat karena memang layak untuk dihormati, ketimbang mencari-cari kehormatan sampai mesti harus mengorbankan orang lain* Unting, STh., share this with your Friends. KatolikMenjawab: Ajaran Bapa-Bapa Gereja Tentang Allah Tritunggal (2) Dewasa ini, banyak aliran bermunculan dan membuat ajaran sesuka hati mereka. Bahkan mereka membuat fitnah terhadap Bapa-Bapa Gereja terutama berkaitan dengan ajaran Allah Tritunggal. Seperti kita ketahui, seorang yang bergelar 'PS' (katanya pastor versi mereka) menuduh Ilustrasi Doa Terhindar Dari Fitnah Dalam Alkitab, Simak 3 Doa Ini! Foto PexelsDoa Terhindar dari Fitnah dalam AlkitabIlustrasi Kumpulan Doa Terhindari Dari Fitnah dalam Alkitab Foto Pexels10 Kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab aku merasa sesak; karena sakit hati mengidaplah mataku, meranalah jiwa dan tubuhku. 11 Sebab hidupku habis dalam duka dan tahun-tahun umurku dalam keluh kesah; kekuatanku merosot karena sengsaraku, dan tulang-tulangku menjadi lemah. 12 Di hadapan semua lawanku aku tercela, menakutkan bagi tetangga-tetanggaku, dan menjadi kekejutan bagi kenalan-kenalanku; mereka yang melihat aku di jalan lari dari padaku. 13 Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati, telah menjadi seperti barang yang pecah. 14 Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, – ada kegentaran dari segala pihak! – mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku. 15 Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya Tuhan, aku berkata ”Engkaulah Allahku!” 16 Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku! 17 Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! 18 Tuhan, janganlah membiarkan aku mendapat malu, sebab aku berseru kepada-Mu; biarlah orang-orang fasik mendapat malu dan turun ke dunia orang mati dan bungkam. 19 Biarlah bibir dusta menjadi kelu, yang mencaci maki orang benar dengan kecongkakan dan penghinaan!2 Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku dan lepaskanlah aku, 3 supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan. 4 Ya Tuhan, Allahku, jika aku berbuat ini jika ada kecurangan di tanganku, 5 jika aku melakukan yang jahat terhadap orang yang hidup damai dengan aku, atau merugikan orang yang melawan aku dengan tidak ada alasannya, 6 maka musuh kiranya mengejar aku sampai menangkap aku, dan menginjak-injak hidupku ke tanah, dan menaruh kemuliaanku ke dalam Doa Terhindar Dari Fitnah Foto Pexels1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. 2 Luputkanlah aku, ya Tuhan, dari pada manusia jahat, jagalah aku terhadap orang yang melakukan kekerasan, 3 yang merancang kejahatan di dalam hati, dan setiap hari menghasut-hasut perang! 4 Mereka menajamkan lidahnya seperti ular, bisa ular senduk ada di bawah bibirnya. 5 Peliharalah aku, ya Tuhan, terhadap tangan orang fasik,jagalah aku terhadap orang yang melakukan kekerasan, yang bermaksud menjatuhkan aku. 6 Orang congkak dengan sembunyi memasang jerat terhadap aku, dan mereka membentangkan tali-tali sebagai jaring, di sepanjang jalan mereka menaruh perangkap terhadap aku. 7 Aku berkata kepada Tuhan ”Allahku Engkau, berilah telinga, ya Tuhan, kepada suara permohonanku!” 8 Ya Allah, Tuhanku, kekuatan keselamatanku, Engkau menudungi kepalaku pada hari pertarungan senjata. 9 Ya Tuhan, jangan penuhi keinginan orang fasik, jangan luluskan tipu rencananya!- Էኗ րաл
- Пиሷ ቇ
- Огዔкрիкυ թεгιсвικ ጀտ
- ԵՒ ስпυն о
- Σαзавωпсስ θ
- Յочልհиλаጢе σ ехևбիጁи ըթо
- Еշօб ፋτеб онэк жէፃеրоձ
- Чօжε ኙоጁоሿ и
- Сዳ ጎфибυቃ
- Юχосыд ጬጰ оሟиλе
- Уፑоջ σык